Senin, 08 November 2010

Aspek Seksualitas Pada Golongan Usia Lanjut

Seksualitas Pada usia lanjut selalu mendatangkan pandangan yang bias.Bahkan pada penelitian di negara Barat,Pandangan bias tersebut jelas terlihat.Penelitian kinsey yang mengambil sampel ribuan orang.Ternyata hanya mengambil 31 wanita dan 48 pria yang berusia diatas 65 th.Penelitian masters-johnson juga terutama mengambil sampel mereka yang berusia antara 50-70,sedangkan penelitian hite dengan 1066 sampel hanya memasukkan 6 orang wanita di atas 70 th(Alexander and alison,1995).Bias penelitian seksualitas pada lansia biasanya juga meliputi aspek sosioekonomi (biasanya hanya di teliti mereka yang bertaraf ekonomi yang agak tinggi),Penelitian hanya dilakukan pada mereka yang menikah dan kebanyakan meneliti sampel ras kaukasian.
Penelitian akhirt akhir ini menunjukkan bahwa
Banyak golongan lansia tetap menjalankan aktivitas seksual sampai usi yang cukup lanjut,dan aktivitas tersebut hanya di batasi oleh status kesehatan dan ketiadaan pasangan
Aktifitas dan perhatian seksual dari pasangan suami istri lansia yang sehat berkaitan dengan pengalaman seksual kedua pasangan tersebut sebelumnya
Mengingat bahwa kemungkinan hidup seorang wanita lebih panjang dari pria,seorang wanita lansia yang di tinggal mati suaminya akan sulit untuk menemukan pasangan hidup.
Hambatan aktifitas seksual pada usia lanjut
Pada usia lanjut,terdapat berbagai hambatan untuk melakukan aktifitas seksual yang dapat dibagi menjadi hambatan eksternal yang datanga dari lingkungan dean hambatan internal yang terutama berasal dari subyek lansianya sendiri
Hambatan eksternal biasanya berupa pandanagn sosial,yang menganggap bahwa akltifitas seksual tidak layak lagi dilakukan oleh para lansia.masyarakat biasanya masih bisa menerima seorang duda lansia kaya yang menikah lagi dengan wanita yang lebih muda atau mempunyai anak setelah usianya agak lanjut,tetapi hal sebaliknya seorang janda kaya yang menikah dengan pria lebih muda sering kali mendapat cibiran masyarakat.hambatan eksternal bilamana seorang janda atau duda menikah lagi sering kali juga berupa sikap menentang dari anak-anak,dengan berbagai alasan. Kenangan pada ayah atau obu yang telah meninggal atau ketakutan dan berkurangnya warisan merupakan latar belakang penolakan. Dinegara barat hal ini masih terjadi,akan tetapi pengaruhnya di negara timur akan lebih terasa mengingat kedekatan hubungan orang tua dengan anak-anak.(Hadi martono,1996)
Pada lansia yang berada di institusi,misalnya di panti werda,hambatan terutrama adalah karena peraturan dan ketiadaan privasi di institusi tersebut.
Hambatan interna psikologik sering kali sulit dipisahkan secara jelas dengan hambatan eksterna. Sering kali seorang lansia sudah merasa tidak bisa dan tidak pantas berpenampilan untuk bisa menarik lawan jenisnya.pandangan sosial dan keagamaan tentang seksualitas di usia lanjut(baik pada mereka yang mempunyai pasangan,tetapi terlebih pada mereka yang sudah menjanda atau menduda) menyababkan keinginan dalam diri mereka ditekan sedemikian sehingga memberikan dampak pada ketidak mampuan fisik yang dikenal sebagai impotensia.
Aktifitas seksual tetap merupakan kebutuhan bagi lansia.walaupun demikian berbagai hambatan baik eksterna maupun interna menyebabkan kegiatan ini tidak dapat dilakukan oleh semua lansia.diantara hambatan interna adalah impotensia atau yang akhir-akhir ini dikenal dengan nama disfungsi ereksi.disfungsi ereksi secara garis besar dibagi menjadi dua golongan yaitu organik dan psikogenik.berbagai penyakit yang sering di derita lansia dan obat-obatan yang di minum sering merupakan penyebab atau pemberi kontribusi terjadinya disfungsi ereksi
Pemeriksaan gangguan seksual pada lansia tidak berbeda dngan apa yang di lakukan pada penderita dewasa muda,hanya saja harus lebih teliti dan terarah.dengan pemeriksaan ini diharapkan dapat di ungkap penyebab yang mendasari terjadinya gangguan seksual.penatalaksanaan oleh suatu tim geriatri sangat di anjurkan dalam penanganan gangguan seksual pada lansia.

Pranaka Kris.2010.Buku ajar boedi-darmojo geriatri ilmu kesehatan usia lanjut.Balai penerbit FKUI,Jakarta : 686

Tidak ada komentar:

Posting Komentar